KONAWE, SULTRACK.COM – Salah seorang CPNS Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Unaaha, menemukan terobosan baru dalam sistem pengamanan pengunjung Rutan, Kamis (5/9/2024).
Terobosan tersebut yakni, dengan memberlakukan stempel transparan atau Stempel Ultra Violet (UV Stamp), kepada para pengunjung Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Inovasi tersebut ditemukan oleh Riandy Samuel Benget Panjaitan, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024 dalam pelaksanaan aktualisasinya.
Riandi menjelaskan stempel transparan tersebut, sebagai upaya penyempurnaan sistem pengamanan pengunjung Rutan yang selama ini hanya menggunakan stempel biasa dan ID Card.
“Dimana sebelumnya stmpel konvesional digunakan ke pengunjung, sebagai pembeda antara pembesuk dan warga binaan yang di besuk,” jelasnya.
Menurutnya, stempel biasa mudah hilang dan mudah ditiru, sementara stempel transparan hanya bisa dilihat dengan sinar Ultra violet. Sehingga nanti dapat mempermudah petugas, untuk memastikan yang keluar nanti itu betul-betul pengunjung.
Alumni Akip 54 tersebut menjelaskan bahwa, ide ini muncul setelah mengamati tantangan yang dihadapi dalam sistem keamanan Rutan.
“Dengan stempel UV, kami bisa memastikan bahwa hanya pengunjung yang sah yang dapat masuk dan keluar dari Rutan, tanpa risiko stempel dipalsukan,” tutur Riandy.
Pada dasarnya cara kerja Stamp UV tersebut, hampir sama dengan stempel konvesional, yang membedakan hanyalah penggunaan tinta khusus yang kasat mata dan jenis stempel khusus yang tetap aman di kulit manusia.
Stempel transparan ini merupakan inovasi Aktualisasi Latsar CPNS 2024, untuk memperketat pengawasan lalu lintas pengunjung dalam penguatan sistem pengamanan rutan, khususnya terhadap pengunjung.
“Diharapkan dengan stempel ini dapat meminimalisir risiko kaburnya WBP. Selain itu, secara estetika stempel transparan lebih nyaman dikenakan pengunjung karena tidak terlihat dengan mata biasa,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Rutan Unaaha, Hery Kusbandono sangat mengapresiasi proyek perubahan atau aktualisasi yang dilakukan oleh Riandi tersebut.
“Kita berharap penemuan yang dilakukan riandi ini dapat perhatian dari Direktorat Jendral Pemasyarakatan, sehingga nanti bisa lebih dikembangkan dan dierapkan di semua Rutan dan Lapas seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Editor: Redaksi
Discussion about this post