KENDARI, SULTRACK.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari perkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC), dalam rangka mewujudkan Kota Sehat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis, Minggu (6/7/2025).
Penyakit TBC ini menjadi tantangan serius, utamanya di daerah dengan padat penduduk, salah satunya seperti Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pasalnya penyakit dimaksud mudah menular.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, mengajak masyarakat untuk aktif memeriksakan diri jika mengalami gejala TBC. Menurutnya, seluruh fasilitas kesehatan di Kendari siap melayani masyarakat tanpa biaya. Pemeriksaan dini menjadi cara paling efektif untuk menghindari penularan di lingkungan rumah dan masyarakat.

“Semua Puskesmas dan rumah sakit di Kota Kendari melayani pemeriksaan TBC secara gratis. Jangan tunda, segera periksa agar tidak menularkan ke orang lain. Ini demi kita semua, demi terwujudnya Kota Kendari yang sehat,” tutur Siska.
Pemerintah juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mencegah penularan. Mulai dari menjaga kebersihan lingkungan, menjaga rumah tetap memiliki sirkulasi udara yang baik, menerapkan etika batuk, hingga menjalani pola makan sehat untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Kota Kendari menargetkan eliminasi TBC dapat tercapai secara bertahap, seiring meningkatnya kesadaran warga terhadap pentingnya pencegahan dan deteksi dini. Lebih dari sekadar mengejar angka, Pemkot bertekad menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan produktif.

“Dengan kerja sama seluruh pihak dan peran aktif masyarakat, Kendari menatap masa depan sebagai kota yang tidak hanya berkembang secara fisik, tetapi juga sehat secara menyeluruh. Deteksi dini hari ini adalah perlindungan untuk esok yang lebih baik,” terang Wali Kota Kendari.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Ellfi merinci, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, dari Januari hingga Juni 2025, sebanyak 934 warga terkonfirmasi mengidap TBC.
“Jumlah ini merupakan hasil dari skrining aktif terhadap 3.918 warga. Artinya, temuan kasus mencapai 88 persen dari target nasional. Alhamdulillah kita sudah berhasil mencapai 88 persen dari target. Ini menunjukkan kerja keras seluruh tim surveilans dan fasilitas kesehatan kita,” ujar Ellfi.
Meski capaian ini cukup tinggi, Pemerintah Kota Kendari tidak santai, dan tetap melakukan berbagai strategi, dengan terus mendorong deteksi dini agar potensi penularan bisa ditekan sedini mungkin. Deteksi dini menjadi langkah kunci karena TBC sering kali berkembang tanpa disadari oleh penderitanya.
“Gejala awal TBC, biasanya berupa batuk berdahak yang berlangsung lebih dari dua minggu, disertai rasa sakit di dada ketika bernapas atau batuk. Selain itu, penderita sering mengalami penurunan berat badan, demam ringan yang tak kunjung reda, keringat berlebih di malam hari, serta kelelahan yang berkepanjangan. Nafsu makan pun umumnya menurun drastis,” ungkapnya.
Lanjutnya, gejala-gejala ini sering dianggap biasa atau diabaikan, sehingga penyakit semakin parah dan menular ke orang lain di sekitarnya. Untuk memastikan seseorang terinfeksi TBC, diperlukan pemeriksaan lanjutan.
“Pemerintah Kota Kendari melalui seluruh puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah, telah menyediakan layanan skrining TBC secara gratis. Proses deteksi dini dilakukan mulai dari wawancara gejala, pemeriksaan dahak di laboratorium, hingga pemeriksaan rontgen jika diperlukan,” pungkasnya.***