JAKARTA, SULTRACK.COM – Aliansi Masyarakat Peduli Hukum (AMPUH) Sulawesi Tenggara (Sultra) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI untuk melakukan supervisi terhadap dugaan korupsi pembangunan Bandara Kolaka Utara (Kolut) Tahun Anggaran 2020-2021.
Desakan tersebut disampaikan oleh AMPUH Sultra lewat aksi demonstrasi di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa, (12/8/25).
Direktur AMPUH Sultra, Hendro Nilopo mengatakan, permintaan supervisi kasus korupsi pembangunan Bandara Kolaka Utara yang disampaikan oleh pihaknya kepada KPK RI merupakan hasil kajian internal.
“Sebab menurut kami, ada ketidak adilan dalam penanganan kasus tersebut oleh Kejari Kolaka, dimana Bupati Kolaka selaku penanggungjawab anggaran tidak dilibatkan dalam kasus korupsi tersebut,” bebernya.
Padahal kata dia, peran Bupati Kolaka seharusnya sangat jelas baik dalam melibatkan keluarganya sebagai kontraktor, maupun saat melakukan pinjaman dana sejumlah Rp100 miliar ke Bank Sultra.
“Ini yang buat kami skeptis, Bupati Kolaka Utara ini sangat aktif dalam proses pembangunan bandara, namun untuk konsekuensi hukum seolah-olah Bupati Kolaka Utara tidak tau apa-apa,” ungkap Hendro kepada media ini.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta dengan tegas agar kasus korupsi pembangunan Bandara Kolaka Utara, segera di supervisi oleh KPK RI guna mewujudkan proses hukum yang adil dan transparan terhadap penanganan kasus tersebut.
“Kami yakin dan percaya, jika KPK RI yang menangani kasus korupsi pembangunan Bandara Kolaka Utara, pasti akan tuntas penanganannya, terutama soal keterlibatan Bupati dalam kasus tersebut,” terangnya.
Hal senada juga diucapkan oleh Tomi Dermawan selaku koordinator aksi di depan gedung KPK RI.
“Kasus korupsi pembangunan bandara ini terasa pincang jika Bupati Kolaka Utara lolos dari jerat hukum,” katanya.
Sebab menurut dia, bisa dianalogikan dengan kasus yang baru diungkap oleh KPK RI, yang dimana Bupati Kolaka Timur terlibat dalam kasus korupsi pembangunan RSUD Kolaka Timur.
“Kasusnya hampir sama, hanya beda item proyeknya. Tapi modus operandinya sama yaitu sama-sama minta tambahan anggaran,” pungkasnya.
Pihaknya menegaskan akan terus mengawal kasus korupsi proyek pembangunan Bandara Kolaka Utara sampai tuntas.
“Bupati Kolaka Utara harus segera diperiksa, kami akan kawal itu sampai tuntas,” tutupnya.
Editor: Redaksi