KENDARI, SULTRACK.COM – Insiden tragis menewaskan seorang anak buah kapal (ABK) di MV Patria Nawasena, bernama Uyo (51). Ia dinyatakan meninggal dunia akibat terjebak di manhole palka kapal saat sedang sandar di Pelabuhan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (14/7/2025).
Insiden tersebut memantik perhatian Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas I Molawe, Kabupaten Konawe Utara (Konut), sebagai otoritas dibawa kedali Kementerian Perhubungan (Menhub) dalam pengendalian dan pengawasan lalulintas industri disektor kelautan.
Kepala KUPP Molawe, Capt Marsri Tulak mengimbau kepada semua armada kapal yang beroperasi di wilayah kerja KUPP Molawe, agar meningkatkan kewaspadaan dan mengutamakan keselamatan atau safety firts, bagi seluruh awak kapal saat bekerja.
“Kami sangat berduka atas kejadian yang menimpa korban. Ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya menerapkan prosedur keselamatan yang ketat, terutama dalam bekerja di ruang tertutup seperti manhole,” ucap dia.
Ia menekankan beberapa poin penting yang berkaitan dengan keselamatan kerja utamanya di dalam kapal. Pertama, setiap awak kapal wajib menjalani pelatihan keselamatan dan evakuasi yang memadai sebelum beroperasi.
Pelatihan ini harus mencakup berbagai prosedur dalam menghadapi situasi darurat dan bahaya potensial yang mungkin terjadi di laut maupun saat berlabuh di pelabuhan.
Kedua, penggunaan alat pelindung diri (APD) menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi. KUPP Molawe meminta semua kapal untuk memastikan bahwa seluruh awak kapal dilengkapi dengan alat pelindung diri yang sesuai, termasuk alat pelindung pernapasan, terutama saat bekerja di area yang berpotensi berbahaya seperti manhole, ruang mesin, dan area lain dengan ventilasi terbatas.
Ketiga, prosedur pengecekan gas berbahaya harus dilakukan secara berkala sebelum dan selama melakukan pekerjaan di ruang tertutup. Setiap kapal harus memiliki detektor gas yang berfungsi dengan baik dan memastikan bahwa awak kapal memahami cara penggunaannya.
“Faktor keselamatan harus menjadi prioritas utama. Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait insiden ini, dan akan memanggil perwira jaga deck kapal, juru mudik jaga, dan nakodanya,” katanya.
Keempat, KUPP Molawe juga meminta agar manajemen kapal lebih proaktif dalam merencanakan dan melaksanakan prosedur keselamatan. Ini termasuk menyediakan akses yang memungkinkan keadaan darurat dapat ditangani dengan cepat dan efisien, serta tidak menunda tindakan penyelamatan ketika keadaan darurat terjadi.
“Insiden ini adalah panggilan untuk semua pelaku industri. Kita harus lebih menyadari risiko yang ada dan menerapkan tindakan pencegahan, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama,” tegas dia.
KUPP Molawe berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap aktivitas pelayaran di pelabuhan demi tercapainya keselamatan bekerja yang maksimal. Seluruh pihak diharapkan untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.
“Dengan harapan agar kedepannya tidak ada lagi insiden serupa, KUPP Molawe mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran atas pentingnya keselamatan kerja di industri maritim,” tukasnya.
Editor: Redaksi