KONSEL, SULTRACK.COM – Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga surya (PLTS) di Desa Malaringgi, Kecamatan Laonti. Bagian dari proyek accelerating clean energy to reduce inequality (Access), Sabtu (28/10/2023).
Technical Analyst Access Project, Aulia Nadira menjelaskan ini adalah sebuah proyek bersama UNDP dan Kementerian ESDM, yang didukung oleh Korea International Cooperation Agency (Koica). Tujuan utamanya menyediakan akses listrik dari energi terbarukan, khususnya tenaga surya, ke Desa-desa terpencil.
“Pembangunan fisik PLTS di Desa Malaringgi ditargetkan tuntas Desember 2023, untuk selanjutnya diserah terimakan ke masyarakat Desa melalui BUMDes,” tuturnya.
Ditempat yang sama, Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Sultra, Dewi Rosaria Amin mengatakan pembangunan PLTS ini untuk mendukung masyarakat memiliki kesetaraan dan keberlanjutan akses atas layanan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Malaringgi dipilih untuk diusulkan mendapat bantuan ini, salah satunya karena Desa ini masuk daerah terisolir. Pengusulannya sendiri dari 2019. Semoga program ini bisa sesuai target agar masyarakat Desa Malaringgi bisa mendapatkan layanan listrik,” jelasnya.
Progres pembangunan PLTS di desa Malaringgi cukup progresif. Sehingga sekira 12 orang perwakilan Pemerintah dan UNDP Uzbekistan datang langsung belajar pembangunan dan pengelolaan PLTS ke Malaringgi pada Rabu, 25 Oktober 2023 lalu.
Kunjungan pihak Uzbekistan itu diterima dan didampingi langsung UNDP Access Project Indonesia bersama Dinas ESDM Sultra, Pemkab Konsel melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Pemerintah Kecamatan, dan pemerintah Desa Malaringgi, serta masyarakat setempat. Pihak Uzbekistan tertarik belajar terkait keterlibatan masyarakat Malaringgi dalam proses konstruksi.
“Yang datang ini adalah perwakilan dari UNDP di negara Uzbekistan, perwakilan Kementerian Keuangan Uzbekistan, Kementerian Pembangunan di sana, dan juga perwakilan dari Wakil Bupati dan Walikota di suatu Kota di Uzbekistan,” kata Avazbek Ishbaev selaku penerjemah dari Uzbekistan.
Sementara itu Fasilitator Access UNDP, Abadi membeberkan tahun 2021 dirinya sebagai fasilitator Access program UNDP mulai sosialisasi rencana pembangunan PLTS tersebut.
“Setelah sosialisasi awal, pihaknya menemui Bupati Konsel H Surunuddin Dangga meminta kesediaan menerima hibah bantuan tersebut. Setelah memperoleh dukungan dari pimpinan daerah, pihaknya merekrut unit pengelola lokal operator,” jelasnya.
Tuntas langkah awal pembangunan PLTS dilanjutkan dengan pembangunan BUMDes yang atas kesepakatan bersama masyarakat Malaringgi bernama BUMDes Mataiwoi. Secara musyawarah desa, salah satu unit usahanya pengelolaan PLTS.
“BUMDes ini telah mendapat legalitas dari Kementrian Hukum dan HAM RI. Pengelola BUMDes dan lokal operator telah diberikan pelatihan dasar ke Jakarta. Setelahnya dilakukan sosialisasi terkait konstruksi PLTS ke masyarakat,” terangnya.
Kepala Bidang Usaha Ekonomi Desa DPMD Konsel, Irfantri mengatakan Pemkab Konsel khususnya DPMD Konsel sedari awal terus mendukung pembangunan PLTS di Desa Malaringgi. Utamanya dalam membina dan mendampingi BUMDes karena kedepannya, itulah yang akan mengelola PLTS.
“Kami mendampingi BUMDes dalam hal kelengkapan struktur kelembagaan, manajerial, dan pengelolaan termasuk pelaporan keuangan. Karena iuran yang akan disepakati nantinya sangat penting dikelola sebaik mungkin, guna biaya maintenance atau pemeliharaan. Makannya kami bersama fasilitator memberi perhatian khusus untuk BUMDes di Malaringgi,” ujarnya.
Kepala Desa Malaringgi, Sarifuddin mengungkapkan masyarakat sangat antusias terkait kedatangan pemerintah dan UNDP Uzbekistan. Dan sangat didukung masyarakat, kendati demikian ia tak menampik untuk pembangunannya terjadi sedikit dinamika. Namun hal tersebut bukan masalah panjang, karena semua bisa dituntaskan secara kekeluargaan.
“Pembangunan PLTS di desa kami sudah mencapai lebih kurang 85 persen. Dan pembangunannya masih terus berjalan hingga seratus persen bisa dimanfaatkan,” ungkapnya.
Ditambahkannya, selama ini untuk kebutuhan akan layanan listrik, masyarakat di Desa Malaringgi menggunakan generator atau genset. Namun terbatas karena biaya. Dan untuk penerangan masyarakat biasa memanfaatkan lampu tembok.
“Harapan kami di Desa Malaringgi bisa secepatnya dialiri listrik dengan PLTS ini. Kemudian prinsipnya PLTS yang dibangun dapat dilakukan pemeliharaan sebaik mungkin agar dapat terus dimanfaatkan,” tutupnya.
Penulis : Redaksi
Discussion about this post