KENDARI, SULTRACK.COM – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sulawesi Tenggara, turut ambil bagian dalam kegiatan Guru Kekayaan Intelektual (RuKI) BERGERAK.
Kegiatan tersebut, digelar serentak di seluruh Provinsi se-Indonesia sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia ke-24 Tahun 2024, Jumat (26/4/2024).
RuKI Goes To School, bertajuk RuKI BERGERAK bertujuan menanamkan pengetahuan mengenai Kekayaan Intelektual sejak dini secara sederhana, melalui semangat berkarya dan berinovasi bagi pelajar SMA dan SMK.
Agar lebih memahami pentingnya perlindungan dan menghargai Kekayaan Intelektual, sehingga dengan kemauan sendiri mendaftarkan Kekayaan Intelektual.
RuKI BERGERAK pada Tahun 2024 yang dilaksanakan oleh Kanwil Kemenkumham Sultra, mengambil 5 SMA/SMK-MA se Kota Kendari diantaranya SMAN 4 Kendari, SMKN 1 Kendari, SMKN 3 Kendari, SMKN 4 Kendari, dan MAN 1 Kendari.
Pada Kegiatan RuKI BERGERAK ini seluruh Pimpinan Tinggi Pratama Kanwil Kemenkumham Sultra mengambil bagian masing-masing tiap sekolah menjadi 5 Tim. Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sultra Silvester Sili Laba berada di SMAN 4 Kendari dan disambut langsung oleh Kepala SMAN 4 Kendari Liyu.
Tim selanjutnya yang dipimpin oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan Bambang Haryanto, disambut oleh Kepala SMKN 1 Kendari Ali Kuoa, kemudian Tim yang dipimpin Oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Hidayat Yasin di terima langsung oleh Kepala SMKN 3 Kendari Muhammad Kasman Said.
Selanjutnya Kepala Divisi Admnistrasi Sunu Tedy Maranto yang memimpin Tim lainnya berada di SMKN 4 Kendari, yang disambut langsung dengan Kepala SMKN 4 Kendari Herman, serta Tim terakhir dipimpin oleh Kepala Divisi Keimigrasian Sjachril berada di MAN 1 Kendari dan disambut hangat oleh Kepala MAN 1 Kendari La Tangkalalo.
Seluruh Pimti Pratama Kanwil Kemenkumham Sultra, membawa tugas dan misi penting dalam kegiatan RuKI BERGERAK ini, untuk edukasi terkait Kekayaan Intelektual yang sudah selayaknya ditanamkan sejak di bangku sekolah.
Pengetahuan tersebut penting sebagai bekal untuk menciptakan generasi yang sadar, akan pentingnya pelindungan dan menghargai Kekayaan Intelektual. Hal ini memiliki tujuan besar jangka panjang berupa kebangkitan ekonomi negara.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sultra, Silvester Sili Laba juga mengatakan, memperkenalkan Kekayaan Intelektual kepada siswa/i sekolah tentu memiliki beberapa manfaat yang tak terbantahkan. Pertama, hal untuk membantu mengembangkan rasa hormat dan etika terhadap karya Kekayaan Intelektual orang lain.
Kemudian lanjut dia, meningkatkan kesadaran seluruh peserta didik yang memiliki Kekayaan Intektualnya sendiri dapat mendaftarkannya, yang pada akhirnya akan meningkatkan permohonan pendaftaran KI di dalam Negeri.
“Anak-anak diajarkan bahwa karya-karya orang lain seperti buku, lagu, atau gambar adalah hasil usaha dan kreativitas seseorang yang harus dihormati. Hal ini dapat mengajarkan siswa/i bahwa plagiarisme bahkan mengambil karya orang lain tanpa izin merupakan tindakan yang salah, bahkan dikategorikan pelanggaran hukum,” ungkapnya.
Kakanwil juga berharap, dengan memahami Kekayaan Intelektual juga turut membantu mengembangkan keterampilan kreatif. Siswa/i dapat terinspirasi oleh karya-karya orang lain, sehingga mendorong mereka untuk mengeksplorasi dan mengembangkan bakat, hingga menghasilkan karya maupun produk Kekayaan Intelektual.
Setiap sekolah yang berkesempatan mengikuti kegiatan ini juga turut semangat dan memberikan trend yang sangat positif, hal ini tentu saja terjadi karena tidak setiap sekolah dapat mengikuti kegiatan yang memiliki banyak manfaat ini.
Masing-masing sekolah juga menerima cinderamata sebagai tanda terima kasih Kanwil Kemenkumham Sultra kepada sekolah tersebut, kemudian setiap peserta didik yang mengikuti kegiatan mendapatkan goodie bag, serta doorprize bagi peserta didik yang turut aktif dalam kegiatan baik dalam diskusi maupun pelaksanaan tes yang diselenggarakan oleh panitia.
Setiap peserta didik juga cukup antusias dalam mengikuti kegiatan ini, karena menurut mereka kegiatan ini adalah pengalaman yang cukup mahal untuk mereka dapatkan diusia mereka yang cukup dini.
Editor : Redaksi
Discussion about this post