KENDARI, SULTRACK.COM – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), beberkan konsep utama investasi di Daerah, khususnya Sulawesi Tenggara, Senin (13/5/2024).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), investasi didefinisikan sebagai penanaman uang maupun modal dalam suatu perusahaan atau proyek, dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.
Sementara itu, menurut teori ekonomi, investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi, guna mengganti serta menambah barang-barang, jasa di masa depan.
Kepala DPMPTSP Provinsi Sulawesi Tenggara, Parinringi menuturkan, Kementerian Keuangan
(2010) menjelaskan faktor yang mempengaruhi besarnya investasi tergantung pada tingkat bunga, keadaan ekonomi, proyeksi perkembangan di masa yang akan datang perkembangan teknologi, tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya serta keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
“Apabila tingkat kegiatan ekonomi, pada masa kini mengalami kemajuan dan di masa depan diproyeksikan perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka tingkat return investasi diramalkan juga akan meningkat. Meskipun tingkat bunga tinggi, para pengusaha tetap akan cenderung melakukan banyak investasi,” jelasnya.
Lanjutnya, investasi hanya akan dilakukan jika tingkat pengembalian modal lebih besar daripada suku bunga. Maka, untuk menghitung besarnya investasi bisa menggunakan kurva Marginal Efficiency of Investment (MEI) dengan melihat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, maka investor cenderung mengurungkan niatnya untuk berinvestasi.
“Sebaliknya, semakin rendah tingkat bunga yang ditawarkan, akan semakin tinggi jumlah
investasi yang dilakukan. Investor akan terdorong untuk melakukan investasi dengan harapan mendapatkan return yang lebih tinggi dari suku bunga,” paparnya.
Lebih jauh kata Parinringi, terdapat beberapa indikator yang bisa digunakan dalam menarik para investor untuk menanamkan modalnya di daerah. Diantaranya empat indikator tersebut
adalah sebagai berikut:
A. Image Marketing
Image (citra) adalah sejenis kepercayaan, ide dan ekspresi yang dimiliki orang terhadap suatu daerah.
B. Attraction Marketing
Attraction (atraksi atau daya tarik) merupakan alasan penting untuk wisatawan, investor, dan pemodal datang ke suatu tempat.
C. Infrastructure Marketing
Infrastructure (infrastruktur) merupakan dasar utama dalam memasarkan daerah.
D. People Marketing
People Marketing merupakan strategi dalam memasarkan daerah dengan memanfaatkan sosok yang memiliki daya jual. Bentuk nyatanya dapat dilakukan melalui orang-orang terkenal, pemimpin daerah, kompetensi seseorang, serta sikap masyarakat.
Namun, kata Parinringi, sebelum dapat mengeksekusi strategi untuk menarik investor, perlu dipastikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat investasi di daerah sudah cukup terjamin.
“Faktor-faktor itu antara lain stabilitas politik daerah dan sosial, stabilitas ekonomi, kondisi
infrastruktur dasar (listrik, telekomunikasi, pra sarana jalan dan pelabuhan), berfungsinya
sektor pembiayaan, pasar tenaga kerja (termasuk isu-isu perburuhan), regulasi dan
perpajakan, birokrasi (dalam waktu dan biaya yang diciptakan), masalah good governance,” ungkapnya.
Termasuk tambah Parinringi, korupsi, konsistensi dan kepastian dalam kebijakan pemerintah yang langsung, maupun tidak langsung mempengaruhi keuntungan neto atas biaya resiko jangka panjang dari kegiatan investasi, dan hak milik mulai dari tanah sampai kontrak.
Editor: Redaksi
Discussion about this post