KENDARI, SULTRACK.COM – Janji PT SCM untuk membangun smelter sepertinya tinggal janji, pasalnya kehadiran PT SCM adalah untuk membangun smelter, bukan untuk menambang dan menjual ore nikel, Senin (26/5/2025).
Namun fakta di lapangan PT SCM sudah menambang, abaikan janji untuk membangun smelter. Dan mendapat kuota RKAB capai 19 Juta MT (Metrik Ton).
Aliansi Masyarakat Peduli Hukum (AMPUH) Sulawesi Tenggara (Sultra), kemudian meqarning PT SCM, jangan sampai mikel habis terjual, smelter nihil.
AMPUH juga menyoroti kuota RKAB sebesar 19 juta tersebut, yang diberikan kepada PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Pasalnya kehadiran perusahaan ini, adalah untuk membangun smelter bukan untuk menambang dan menjual ore nikel.
Diungkapkan Direktur Ampuh Sultra, Hendro Nilopo janji PT SCM adalah membangun pengolahan limonit dan saprolit di Desa Lalomerui, Kecamatan Routa, Konawe, bukan menambang dan jual ore nikel.
Namun fakta yang terjadi justru PT. SCM lebih terlihat fokus menambang dan jual ore nikel ke smelter Morowali, dari pada bangun smelter seperti yang dijanjikan sebelumnya.
“PT SCM ini mesti diperjelas maksud dan tujuannya, mau menambang dan jual ore saja atau serius mau bangun smelter? Jangan sampai penambang bertopengkan janii smelter lagi,” ucap Egis sapaan akrabnya.
Menurut dia, jika tujuan utama adalah bangun smelter seperti yang dijanjikan sebelumnya, maka manajemen PT SCM mestinya fokus pada pembangunan smelter, bukan menambang dan jual ore.
Terlebih lagi, lanjut Hendro, selain pembangunan pengolahan limonit dan saprolit di Desa Lalomerui, manajemen PT SCM juga menjanjikan pembangunan smelter PT Indonesia Konawe Industri Park (IKIP) di wilayahi Matabuangga, Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe.
“Di Sultra ini sudah banyak praktik-praktik seperti ini, dimana peruaahaan memberi iming-iming pembangunan smelter kepada masyarakat, akan tetapi pada akhirnya mereka hanya menambang. Pada akhirnya kandungan ore habis, smelter nihil,” bebernya.
Hendro mengatakan bahwa masyarakat Sultra sudah kenyang dengan janji-janji smelter, sehingga kalau PT SCM benar-benar ingin membangun smelter, maka sudah saatnya untuk dibuktikan dengan fakta di lokasi.
“Kami hanya butuh komitmen, serius mau bangun smelter atau hanya mau menambang dan jual ore saja. Jangan sampai ore habis, smelter juga nihil. Jadi mesti ada pembuktian di lapangan,” terangnya.
Terkahir, pihaknya menantang manajemen PT SCM untuk terbuka dan mempresentasikan, sudah sejauh mana progres pembangunan dua smelter di Kecamatan Routa.
“Coba PT SCM buka ke publik, sudah sejauh mana progres pembangunan smelter di Routa? Agar masyarakat juga yakin bahwa smelter yang di janjikan benar ada. Jangan sampai sama saja dengan yang di Kabupaten sebelah. Ore habis, smelter nihil,” pungkasnya.
Editor: Redaksi