KENDARI, SULTRACK.COM – Wali Kota Kendari, dr. Siska Karina Imran, menegaskan komitmennya menjadikan 11 kecamatan dan 11 kelurahan di Kota Kendari sebagai wilayah percontohan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat, Jumat (31/10/2025).
Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota (Pemkot), untuk membangun budaya baru dalam menangani sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga, hingga ke sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan bank sampah.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Kendari saat berkunjung ke Kelurahan Watu-Watu. Dalam kegiatan tersebut, ia meninjau langsung aktivitas warga di Lorong Kodya, yang sukses mengelola sampah rumah tangga menjadi sumber ekonomi melalui sistem tabungan bank sampah.
Siska menjelaskan bahwa program ini akan dimulai dari tingkat rumah tangga. Sampah diharapkan tidak langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), melainkan dikelola di rumah atau melalui bank sampah yang telah dibentuk di tiap kelurahan.
“Sampah bukan musuh kita, justru sampah adalah uang. Sampah itu kita yang hasilkan, jadi harus kita rawat dan kelola agar bisa kembali memberikan manfaat,” ujar Siska saat memberikan arahan.
Ia juga meminta seluruh camat dan lurah agar terlibat aktif dalam program ini, termasuk dengan menyiapkan lokasi permanen untuk pengembangan bank sampah di wilayah masing-masing. Khusus untuk Kecamatan Kendari Barat, Wali Kota menugaskan camat agar segera menyiapkan tempat khusus untuk operasional bank sampah sebagai pusat pengelolaan terpadu.
Siska menilai, kebiasaan memilah sampah dari rumah merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berdaya guna. Warga diminta memilah sampah organik, anorganik, B3, dan residu agar pengelolaan menjadi lebih efektif dan berkelanjutan.
Sementara itu, pengelola bank sampah RT 2 RW 5 Kelurahan Watu-watu, Geby Marini, mengungkapkan bahwa program ini telah berjalan lebih dari tiga tahun. Setiap Sabtu, warga datang menimbang 15 jenis sampah yang mereka kumpulkan. Hasilnya dicatat sebagai tabungan, bukan langsung diuangkan.
“Sampai sekarang sudah terkumpul lebih dari Rp40 juta dari hasil tabungan warga. Setiap dua minggu kami menjual hasil sampah dengan nilai sekitar Rp2 juta. Kalau tidak ada bank sampah, mungkin semua sampah itu akan berakhir di sungai atau di pinggir jalan,” ujar Geby.
Melihat keberhasilan tersebut, Wali Kota Siska meminta agar pengumpulan sampah tidak hanya dilakukan sekali seminggu, melainkan setiap hari, agar masyarakat semakin terbiasa memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah.
Melihat capaian tersebut, Wali Kota meminta agar Geby dilibatkan sebagai pembicara dan pendamping dalam kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah di 11 kelurahan percontohan. Ia juga menginstruksikan Sekretaris Daerah untuk memberikan honorarium kepada Geby sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusinya bagi masyarakat.
“Saya minta Bu Geby dimasukkan sebagai narasumber resmi dalam kegiatan sosialisasi nanti. Beri beliau penghargaan yang layak, karena dari 2022 hingga sekarang beliau sudah membuktikan bahwa sampah bisa membawa manfaat ekonomi bagi warga,” kata Siska.
Selain itu, Wali Kota juga menyerahkan bantuan satu unit laptop untuk mendukung operasional Bank Sampah Kodya yang selama ini masih mencatat transaksi secara manual. Ia berharap perangkat tersebut dapat membantu mempercepat proses pendataan dan penimbangan sampah secara digital.
Sebelum peninjauan, Sekretaris DLHK Kota Kendari Arnaldo mempresentasikan tentang proses pemilihan sampah untuk memudahkan program ini, sehingga sampah bisa berkurang yang diangkut ke TPA hanya residu.
Editor: Redaksi
 
			





























