KENDARI, SULTRACK.COM – Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) kerjasama dengan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelar diskusi dengan tema tanggap gangguan mental, pasca Pemilihan Umum (Pemilu) dan atensi terhadap narkoba di WTC Unsultra, Sabtu (10/2/2024).
Rektor Unsultra, Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc., Agric saat membuka kegiatan mengatakan secara statistik kejadian stres, depresi, dan sejenisnya cenderung meningkat setelah Pemilu. Bahkan seringkali gangguan mental ini menjadi viral, ada yang sampai mengalami tindakan bunuh diri.
Tahun politik turut ditandai meningkatnya kekhawatiran dan kecemasan banyak orang, mulai dari calon pimpinan, Caleg, penyelenggara Pemilu dan keluarga Caleg pasti mengalami hal tersebut.
“Khususnya menjelang digelarnya Pemilu 14 Februari 2024, ketegangan, kecurigaan, ketidakpastian, berbagai kekhawatiran dan kecemasan. Sehingga bisa terjadi stres, tentu bisa stres ringan, moderat sampai stres berat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, gangguan mental bisa terjadi mengingat jumlah uang yang dikeluarkan dalam proses penyelenggaraan Pemilu yang tidak sedikit, bisa mencapai puluhan juta hingga milyaran rupiah. Bahkan dengan cara meminjam atau menggunakan aset pribadi.
“Keadaan ini, secara psikologis berpotensi mengganggu kehidupan pribadi seseorang dan keluarga. Belum lagi jika keluarga, sahabat gagal memberikan support, bahkan lebih parah lagi jika keluarganya ikut menekan dan atau menyalahkan, sehingga dikhawatirkan bisa berakibat fatal,” terangnya.
Kita berdoa dan berharap tidak ada lonjakan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan pasca Pemilu nanti. Kegiatan diskusi hari ini antara lain bisa tersosialisasi bahwa gangguan mental seperti halnya gangguan kesehatan lainnya untuk tidak ragu dan malu untuk konsultasi atau pergi ke RSJ. Karena selama ini ada stigma di masyarakat jika sudah konsultasi ke RSJ sudah dicap gila.
“Kegiatan ini diharapkan memberikan warning atas edukasi kepada masyarakat khususnya para Capim, Caleg, tim sukses, penyelenggara Pemilu dan lainnya agar tips yang disampaikan narasumber bisa dijadikan bahan untuk mengelola diri dan selalu berpikir positif. Serta jangan terus larut dengan masalah dan kekhawatiran. Selain itu diharapkan pihak RSJ, juga benar-benar siap dan mempersiapkan segala sesuai jika benar-benar banyak yang mengalami gangguan jiwa pasca Pemilu,” ucapnya.
Dalam kegiatan tersebut juga, Unsultra dan RSJ melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA). Sebagai implementasi kegiatan lanjutan antara Unsultra dan RSJ Sultra, terkait dengan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, seperti penelitian dan dukungan optimalisasi sarana dan prasarana di RSJ, serta kegiatan magang.
“Tema kegiatan juga terkait atensi terhadap narkoba, seperti diketahui bahwa gangguan kejiwaan bisa juga disebabkan oleh penyalahgunaan barang tersebut. Masalah narkoba masih menjadi masalah serius yang perlu ditangani pemerintah dan semua elemen, oleh karena itu Unsultra juga tidak hanya konsen kepada gangguan jiwa pasca Pemilu, tetapi juga terkait dengan narkoba. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi calon nantinya,” harapnya.
Sementara, Direktur RSJ Sultra dr. Putu Agustin Kusumawati mengungkapkan, dirinya berterimakasih dan mengapresiasi kepedulian Unsultra terhadap peluang gangguan mental pasca Pemilu dan penyalahgunaan narkoba. Sekiranya ada pasien gangguan mental, RSJ Sultra telah menyiapkan ruangan bagi Calon Legislatif (Caleg) yang depresi karena gagal dalam kontestasi Pileg 2024.
“Nantinya, mereka bisa menjalani perawatan dengan pasien lainnya maupun secara privat. Saat ini di rumah Rumah Sakit Jiwa Sultra memiliki 143 tempat tidur yang siap menampung para Caleg gagal dan mengalami depresi. Ada beberapa tipe kelas perawatan yang bisa dipilih. Kami selalu siap, ada pemilu atau tidak, RSJ selalu siap melayani pasien. Mudahan-mudahan para calon tidak ada yang gangguan mental pasca Pemilu, itu yang kita harapkan,” tandasnya.
Editor : Redaksi
Discussion about this post