KENDARI, SULTRACK.COM – Kota Kendari memiliki potensi peternakan, selain sebagai Kota perdagangan, Kota jasa dan penghasil komoditi pertanian, hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Parinringi SE,M.Si, Kamis (1/8/2024).
Dikatakan Parinringi, potensi peternakan di Kota Kendari terbagi ke dalam beberapa komoditi utama, yaitu sapi potong dan kambing. Berdasarkan data Tahun 2022, wilayah Kecamatan yang menghasilkan ternak sapi dan kambing yakni:
1. Mandonga
Kambing 507 ekor
Sapi potong 587 ekor
2. Baruga
Kambing 648 ekor.
Sapi potong 706 ekor
3. Puwatu
Kambing 740 ekor.
Sapi potong 528 ekor
4. Wua-wua
Kambing 68 ekor.
Sapi potong 60 ekor
5. Poasia
Sapi potong 871 ekor
Kambing 500 ekor
6. Abeli
Sapi potong 772 ekor
Kambing 520 ekor
7. Kambu
Sapi potong 260 ekor
Kambing 425 ekor
8. Nambo
Sapi potong 591 ekor
Kambing 480 ekor
9. Kendari
Sapi potong 20 ekor
Kambing 100 ekor
10. Kendari Barat
Kambing 48 ekor
Sedangkan produksi daging ternak, ternyata Kendari mampu memproduksi daging yang jumlahnya terbilang banyak. Berdasarkan data BPS Kota Kendari, produksi daging ternak besar di Kota Kendari dari Tahun 2018 – 2022 adalah :
1. Tahun 2018
Daging Sapi 500.633 Kilogram
2. Tahun 2019
Daging Sapi 683.878 Kilogram
3. Tahun 2020
Daging Sapi 470.684 Kilogram
4. Tahun 2021.
Daging Sapi 521.721 Kilogram
Daging Kerbau 2.764 Kilogram
5. Tahun 2022
Daging Sapi 518.000 Kilogram
Melihat data-data tersebut, Parinringi yang saat ini juga menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel), mengatakan, dapat diketahui bahwa populasi ternak di Kota Kendari pada Tahun 2022 didominasi oleh jenis ternak sapi potong yang berjumlah 4.719 ekor dan kemudian disusul oleh ternak Kambing dengan jumlah populasi 4.036 ekor.
“Tingginya tingkat permintaan daging di Kota Kendari, sehingga diperlukan populasi ternak ruminansia yang tersedia, sehingga pasokan daging yang diperlukan untuk Kota Kendari dapat disediakan oleh peternak yang ada dalam Kota Kendari,” terangnya.
Editor: Redaksi
Discussion about this post