KENDARI, SULTRACK.COM – Perkembangan Industri Jasa Keuangan (IJK) di Sulawesi Tenggara (Sultra), pertumbuhannya terus menunjukan tren positif, hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sultra, Arya Prabu dalam kegiatan rutin Media Gathering Bincang Jasa Keuangan (BIJAK), di Hotel Plaza Inn Kendari, Selasa (28/11/2023).
Indikatornya, kata Arya Prabu dalam pemaparannya, sampai dengan September 2023 dengan jumlah jaringan kantor Industri Perbankan sebanyak 184, dengan rincian jumlah Bank umum sebanyak 23, dengan jaringan kantor sebanyak 178, dan Kantor Pusat BPR sebanyak 15, dengan jumlah
jaringan kantor sebanyak 6, mengalami pertumbuhan yang cukup positif.
“Secara umum Aset Perbankan di Sultra posisi September 2023 tumbuh 10,53% (yoy), menjadi sebesar 46,87 T, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,15% (yoy) menjadi sebesar 31,87 T, disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang tinggi 109,41%, dengan risiko kredit (NPL) yang tetap terjaga sebesar 1,93%,” rincinya.
Lanjutnya, dari sisi penyaluran kredit kepada kredit UMKM mengalami pertumbuhan sebesar 11,83% dengan rasio NPL di posisi 3,29%. Pangsa kredit UMKM mencapai 37,54% dari total penyaluran kredit sebesar Rp 34,40 Triliun. Bila dilihat dari kategori UMKM, pertumbuhan kredit UMKM secara yoy didominasi oleh Kredit Mikro 66,45%, Kecil dan Menengah yang masing-masing terkoreksi -29,74%, dan – 5,93%.
“Selain pertumbuhan pada Industri Perbankan, hal yang sama juga ditunjukkan pada Industri Keuangan Non Bank (IKNB), dimana per September 2023, jumlah 58 jaringan kantor (konvensional dan syariah), dengan rincian perusahaan pembiyaan sebanyak 35, pergadaian 1, asuransi jiwa 6, asuransi umum 13, Modal Ventura 3,” terangnya.
Lebih jauh kata Arya, per Juli 2023, pertumbuhan Aset Modal Ventura terkoreksi sebesar – 47,92% yoy. Pembiayaan Penyertaan
Modal Ventura tumbuh sebesar 127,05% yoy. Pada TW 2 2023, premi Asuransi Umum tumbuh sebesar 22,07%, klaim Asuransi Umum tumbuh sebesar 33,32% qtq. Sedangkan Premi dan klaim Asuransi Jiwa tumbuh masing- masing sebesar 14,80% dan 8,15%.
“Non Performing Fund (NPF) Perusahaan Pembiayaan, posisi Juli 2023 sebesar 1,98%, meningkat sebesar 0,09%, dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencapai 1,89%. Tingkat Inklusi masyarakat terhadap produk investasi di Lembaga Jasa Keuangan Pasar Modal di Provinsi Sultra, mengalami peningkatan yang tercermin dari jumlah rekening investasi tumbuh 37,55% yoy, dengan total rekening investasi posisi September 2023
sebanyak 79.622 rekening,” ungkapnya.
Selain itu tambah Arya, perkembangan pengguna fintech di Provinsi Sultra, mengalami pertumbuhan yang juga positif. Dilihat dari jumlah lender (akumulasi) terdapat peningkatan sebanyak 1.313 entitas atau 54,14% yoy, seiring dengan itu borrower (akumulasi) juga mengalami peningkatan sebesar 55,87% yoy di sisi jumlah transaksi per akun di Provinsi Sultra, khusus untuk akun lender tumbuh sebesar 51,35% yoy dan transaksi borrower tumbuh sebesar 39,59% yoy.
“Per posisi Agustus 2023, jumlah outstanding pinjaman fintech di Provinsi Sultra, sebesar Rp 196 Miliar atau meningkat 27,67% yoy,” pungkasnya.
Penulis : Redaksi
Discussion about this post