KENDARI, SULTRACK.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus menunjukkan keseriusannya dalam menurunkan angka stunting demi menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas, Selasa (26/9/2025).
Hal ini tercermin dari pelaksanaan Rapat Advokasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) bersama Kelompok Kerja Advokasi serta para pemangku kepentingan dalam rangka Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Kendari, di Hotel Zahra Kendari.
Rapat ini menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan mempercepat aksi nyata dalam konvergensi program pencegahan stunting. Hadir mewakili Sekretaris Daerah Kota Kendari, Asisten III Setda Kendari Imran Ismail menekankan bahwa stunting bukan sekadar isu kesehatan, melainkan persoalan pembangunan manusia yang akan menentukan masa depan Kota Kendari.

“Target prevalensi stunting Kota Kendari pada tahun 2025 adalah 18,8%. Angka ini bukan mustahil dicapai, namun membutuhkan kerja bersama. Penanganan stunting bukan sekadar program, melainkan gerakan bersama untuk menyelamatkan masa depan generasi Kota Kendari,” tegasnya.
Angka Stunting Turun, Tapi Perjuangan Masih Panjang
Berdasarkan data Pemkot Kendari, prevalensi stunting berhasil turun dari 25,7% pada tahun 2023 menjadi 24,4% pada 2024. Penurunan ini menunjukkan adanya hasil positif dari berbagai upaya yang sudah dijalankan, namun tantangan masih besar untuk mencapai target yang lebih rendah sesuai amanat nasional.
Imran Ismail menjelaskan, pemerintah telah melakukan intervensi secara komprehensif. Dari sisi intervensi spesifik, Pemkot Kendari fokus pada pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, peningkatan kualitas layanan kesehatan di puskesmas dan posyandu, serta pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin.

Sementara itu, dari sisi intervensi sensitif, langkah yang ditempuh mencakup penyediaan akses air bersih, sanitasi lingkungan, peningkatan literasi gizi, hingga penguatan peran keluarga dalam pola asuh anak. “Semua sektor harus bergerak bersama. Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan, camat hingga lurah memiliki peran masing-masing agar program tepat sasaran,” jelasnya.
Gerakan Genting: Orangtua Cegah Stunting
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Kendari, Jahudding, dalam laporannya menyampaikan bahwa Wali Kota Kendari menegaskan stunting sebagai persoalan strategis yang harus ditangani secara serius. Untuk itu, tahun 2025 Pemkot Kendari meluncurkan program inovatif bernama Gerakan Orangtua Cegah Stunting (Genting).
Gerakan ini menyasar 1.018 keluarga berisiko stunting dengan pendekatan berbasis keluarga. Melalui program Genting, orangtua didorong untuk aktif memastikan asupan gizi anak terpenuhi, menjaga kebersihan lingkungan, serta memanfaatkan layanan kesehatan yang sudah disediakan pemerintah.

“Stunting tidak hanya soal tubuh pendek, tetapi berdampak pada kecerdasan, produktivitas, dan masa depan anak-anak kita. Karena itu, Pemkot Kendari memastikan setiap keluarga mendapat pendampingan agar risiko stunting bisa dicegah sejak dini,” ujar Jahudding.
Kolaborasi Jadi Kunci Keberhasilan
Rapat TPPS ini juga menghasilkan kesepakatan bersama antar-stakeholder untuk memperkuat sinergi, menyusun langkah tindak lanjut, serta melakukan evaluasi berkala terhadap capaian program. Komitmen ini menunjukkan bahwa penanganan stunting di Kota Kendari tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat, lembaga, serta dunia usaha.
Pemerintah Kota Kendari berharap, dengan gerakan terpadu ini, angka stunting akan terus menurun secara signifikan hingga melampaui target. “Ini adalah kerja kemanusiaan. Anak-anak Kendari berhak tumbuh sehat, cerdas, dan menjadi generasi penerus yang membanggakan,” pungkas Imran Ismail.
Dengan langkah cepat, program inovatif, serta dukungan lintas sektor, Pemkot Kendari optimis mampu menjadikan kota ini sebagai contoh daerah yang berhasil menurunkan angka stunting secara berkelanjutan.***