KENDARI, SULTRACK.COM – Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Pertanian menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya penguatan ketahanan pangan nasional.
Hal ini ditunjukkan dengan kehadiran langsung Kepala Dinas Pertanian Kota Kendari, Makmur, S.Pd., M.Pd., dalam kegiatan penanaman bibit jagung kwartal III di Kelurahan Abeli Dalam, Kecamatan Puuwatu, Selasa (26/8/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program bersama Polresta Kendari dan Polda Sulawesi Tenggara dalam pemanfaatan lahan masyarakat binaan Polri. Tujuannya jelas, yakni mendorong produktivitas sektor pertanian sekaligus memperkuat cadangan pangan di tingkat daerah.

Makmur menegaskan bahwa sinergi antara aparat kepolisian dan pemerintah daerah menjadi langkah penting dalam menjawab tantangan penurunan produksi pangan yang tengah terjadi. “Kami berharap melalui penanaman jagung ini, masyarakat binaan Polri dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan di Kota Kendari,” ujar Makmur.
Menurutnya, sektor pertanian adalah salah satu fondasi utama pembangunan daerah. Karena itu, setiap langkah kecil, termasuk pemanfaatan lahan tidur dan pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan intensif, akan memberikan dampak besar terhadap ketersediaan pangan dan stabilitas harga.
Sementara itu, Wakapolda Sultra, Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan, S.I.K., M.H., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menekankan bahwa keterlibatan Polri dalam program ketahanan pangan adalah bagian dari komitmen mendukung program pemerintah.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, pangan merupakan kebutuhan dasar masyarakat dan salah satu pilar ketahanan nasional. Pangan bukan sekadar kebutuhan, tetapi menyangkut kedaulatan. Pangan adalah simbol kemerdekaan, dan pada akhirnya pangan adalah soal keberlangsungan hidup,” tegasnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya tantangan serius di sektor pangan, khususnya komoditas jagung. Pada semester I tahun 2025, produksi jagung di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 32.082 ton pipilan kering (kadar air 14 persen). Angka ini menurun 16.518 ton atau sekitar 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 48.400 ton.
Penurunan tersebut menjadi alarm penting bagi pemerintah daerah maupun masyarakat. Oleh karena itu, kolaborasi antara Pemkot Kendari dan Polri dalam program penanaman jagung diharapkan menjadi salah satu solusi strategis. Tidak hanya untuk menjaga ketersediaan stok pangan, tetapi juga mendukung upaya swasembada yang menjadi target nasional.

Selain itu, keberadaan masyarakat binaan Polri dalam program ini menjadi model pemberdayaan ekonomi yang berorientasi pada kemandirian. Melalui pendekatan kolaboratif, warga tidak hanya dilibatkan dalam proses produksi, tetapi juga diarahkan untuk mampu mengelola hasil pertanian secara berkelanjutan.
Langkah yang ditempuh Polri bersama Dinas Pertanian Kota Kendari ini sekaligus menunjukkan bahwa ketahanan pangan adalah urusan bersama, bukan hanya tanggung jawab sektor pertanian. Ketika seluruh pihak bergerak serentak—baik pemerintah, aparat, maupun masyarakat—maka tantangan penurunan produksi dapat diatasi dengan kerja keras, inovasi, dan kebersamaan.
Dengan adanya dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk jajaran pemerintah daerah dan kepolisian, Kota Kendari optimistis dapat memperkuat posisinya sebagai daerah yang tangguh dalam menghadapi dinamika kebutuhan pangan di masa depan.***