KENDARI, SULTRACK.COM – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mengoptimalkan perekonomian utama, khususnya pada wilayah Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Bombana, Selasa (25/6/2024).
Diantaranya dari sektor perdagangan dan jasa yaitu industri pengolahan jambu mete, kakao, lada putih kelapa, sagu, pinang, kelapa, kopi, cengkeh, dan pala. Serta jasa perhotelan, industri petikemas dan penyebrangan transportasi air.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Parinringi mengatakan, selain komoditi-komoditi khusus, pada sektor pariwisata, perikanan maupun kelautan juga cukup banyak potensi yang bisa dimanfaatkan secara optimal.
“Sektor mineral (emas dan nikel) meskipun komoditas itu masih panjang alur hidupnya di wilayah Kabupaten Bombana dan Kabupaten Konawe Selatan, namun pemerintah setempat tetap harus berusaha agar tidak lagi terlalu bergantung pada sektor itu saja, sehingga setiap subsektor potensial di wilayah Sulawesi Tenggara dapat dioptimalkan,” jelasnya.
Khusus untuk di Kota Kendari, kata Parinringi, dari sektor pertanian dan perkebunan, meski kota yang tengah berkembang pesat, faktanya Kota Kendari memiliki areal pertanian dan sarana pendukung pertanian lainnya yang cukup lengkap.
“Kota Kendari juga tengah mengembangkan pola pertanian terintegrasi. Dalam hal ini, pertanian hortikultura di Kota Kendari terbagi atas beberapa komoditi yaitu sayuran dan buah-buahan,” terangnya.
Lanjutnya, berdasarkan data luas panen dan jumlah produksi hasil pertanian hortikultura di Kota Kendari dalam empat tahun terakhir, pada setiap komoditasnya memiliki perkembangan yang fluktuatif. Pada Tahun 2022 komoditas yang memiliki luas panen tertinggi yaitu kangkung seluas 68 hektare dengan jumlah produksi 1.651 kuintal, dan disusul komoditas bayam dengan luas panen 61 hektare dan jumlah produksi mencapai 1.503 kuintal.
“Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari dalam rentang 2019 – 2022, jumlah produksi komoditas buah-buahan di Kota Kendari juga tergolong fluktuatif,” rincinya.
“Walaupun demikian, lanjut Parinringi, komoditas buah pepaya kondisinya terus meningkat dan pada tahun 2022, dengan jumlah produksi mencapai 9.370 kuintal dan disusul buah pisang 8.601 kuintal,” pungkasnya.
Editor: Redaksi
Discussion about this post