KENDARI, SULTRACK.COM – Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra), dan stakholder terkait kembali menghadirkan Sultra Maimo Cinta Rupiah Tahun 2025, Jumat (20/6/2025).
Sultra Maimo, merupakan sebuah event kolaboratif yang mendorong penguatan ekonomi daerah melalui pemberdayaan UMKM, pengembangan ekonomi syariah, dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 20 hingga 22 Juni 2025, di The Park Mall Kendari dan menjadi flagship tahunan, yang mengintegrasikan berbagai program unggulan. Acara ini tidak hanya menampilkan pameran UMKM, tetapi juga diisi oleh talkshow edukatif, business matching, sertifikasi halal, kompetisi kreatif, dan fashion show yang melibatkan pemerintah daerah, pelaku usaha lokal hingga komunitas.
Kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata dari komitmen daerah dalam mendukung berbagai inisiatif nasional seperti Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI), Karya Kreatif Indonesia (KKI), Festival Ekonomi Syariah (FESYAR), dan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital, dengan semangat memajukan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan.
Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Aida S. Budiman, menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan Sultra Maimo mencerminkan semangat konsistensi dan kolaborasi.
“Kegiatan ini adalah upaya untuk menjawab tantangan perekonomian melalui pengembangan sumber pertumbuhan baru, khususnya pemberdayaan UMKM. Dan menekankan pentingnya strategi KIS: Konsistensi, Inovasi, dan Sinergi, sebagai pondasi keberlanjutan pembangunan ekonomi lokal,” jelasnya.
Lanjutnya, dalam rangkaian kegiatan Sultra Maimo 2025 terus dilakukan inovasi dan penguatan nilai tambah, dengan berbagai kegiatan diantaranya mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya melalui UMKM Go Ekspor dalam bentuk showcasing, business matching, dan workshop.
“Di sisi ekonomi syariah, kegiatan diwujudkan melalui pembentukan Zona Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS), sertifikasi juru sembelih halal kepada 20 juru sembelih yang berasal dari berbagai UMKM Rumah Pemotongan Halal, dan program lelang wakaf,” terangnya.
Lebih jauh, dalam upaya mendukung ekonomi dan keuangan digital, melalui kegiatan pembinaan, talkshow, perlombaan dan sosialisasi QRIS yang telah menghasilkan onboarding 28 UMKM unggulan terkoneksi dengan ekosistem digital.
“Per April 2025, jumlah pengguna QRIS Sultra mencapai lebih dari 280 ribu (22% yoy) dan jumlah volume mencapai lebih dari 1,8 juta transaksi,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn.) Andi Sumangerukka, menegaskan pentingnya penguatan UMKM dan ekosistem syariah sebagai pilar pembangunan ekonomi daerah.
“UMKM adalah denyut nadi ekonomi rakyat. Mereka adalah wajah nyata dari cinta rupiah karena setiap produk yang mereka hasilkan adalah bentuk cinta pada karya bangsa sendiri,” tegasnya.
Ia mencatat bahwa lebih dari 70% kontribusi ekonomi kreatif berasal dari subsektor seperti fesyen, kuliner, dan kerajinan tangan. Gubernur juga mengapresiasi peran Bank Indonesia dalam mendorong transformasi digital.
“QRIS telah membuka akses keuangan yang lebih inklusif bagi UMKM, mempercepat perputaran ekonomi, dan meningkatkan akuntabilitas transaksi. Seluruh tenant dan gerai UMKM di Sultra Maimo 2025 saat ini telah siap menerima pembayaran non-tunai,” tuturnya.
Hingga upacara penutupan yang akan dilaksanakan pada 22 Juni 2025, terdapat berbagai kegiatan dapat dinikmati oleh masyarakat umum, mulai dari talkshow edukatif tentang literasi keuangan dan digitalisasi, live cooking, hingga fashion show wastra Sulawesi Tenggara.
Masyarat dapat berbelanja produk-produk UMKM unggulan secara Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Andal (CEMUMUAH) dengan QRIS di setiap tenant Sultra Maimo 2025. Selain itu bagi pengunjung yang datang juga dapat menikmati penampilan dari finalis lomba-lomba Sultra Maimo 2025 dan berbagai aktivitas di zona literasi.
Masyarakat diharapkan dapat menghadiri berbagai rangkaian kegiatan untuk menyaksikan cipta budaya Sultra, sehingga mendorong kebangaan pada produk lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan inklusif.
Editor: Redaksi