KENDARI, SULTRACK.COM – Ketua Yayasan Kingdom Academy Kendari berinisial TN (Perempuan), diduga lakukan kekerasan seksual kepada salah satu siswanya berinisial WD (19).
Dari pengakuan korban (WD), selain kekerasan seksual dirinya juga diduga kerap mendapatkan penganiayaan dari TN.
Peristiwa itu bermula, saat korban WD bersama kedua orang tuanya dari Jakarta pidah ke Kota Kendari pada Tahun 2018 silam. Saat itu dirinya masih berusia 12 tahun. Lalu dimasukkan ke sekolah swasta Kingdom Academy Kendari.
“Saya bersekolah di sekolah swasta di Wua-wua Kingdom Academy Kendari. Tiga bulan berjalan, ayah saya tidak cocok dengan bosnya disini sampai harus kembali ke Jakarta dan pada saat itu saya mengikut,” ujar korban, Rabu (18/9/2024).
Lanjutnya, berjalan dua bulan mendekati ujian, Kepala Sekolah Kingdom Academy Kendari berinisial SM (Laki-laki), kemudian menawarkan WD untuk kembali melanjutkan pendidikannya dan tinggal bersama.
“Jadi Kepala Sekolah dan Ketua Yayasan itu mereka suami sitri. Jadi mereka menawarkan saya untuk tinggal bersama. Lalu orang tua menyetujuinya untuk saya kembali,” terangnya.
Dia juga menyebutkan, Kepala Sekolah Kingdom Academy Kendari mempunyai empat orang anak, dua laki-laki dan dua perempuan. Singkat cerita, beberapa tahun berlalu tepatnya pada Tahun 2021, korban sudah duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Disaat itulah saya sudah mulai mendapatkan kekerasan seksual dari Ketua Yayasan berinisial TN yang juga nerupakan istri Kepala Sekolah Kingdom Academy,” bebernya.
Dimana awalnya, TN minta tolong ke korban untuk di pijat. Saat itu TN juga minta kepada anak-anaknya untuk keluar dari kamar.
“Saya disuruh TN masuk ke kamarnya untuk di pijat, sambil ngobrol. Setelah itu dia sempat bertanya apakah saya pernah disentuh fisik dari orang tua, saya jawab tidak pernah baik itu pelukan ataupun lainya, yang sangat berbeda perlakuan TN ke anak-anaknya,” ungkapnya.
Lebih jauh WD mengungkapkan, TN kemudian menawarkan korban untuk tidur bersamanya sambil dipeluk seperti apa yang dilakukan kepada anak-anaknya. Saat itu korban menyetujuinya karena menganggap TN bagian dari orangtuanya.
“Waktu itu saya iyakan. Berjalan dua hari saya minta selesai waktu itu, karena gak enak ketika anak-anak TN melihatnya setiap pagi keluar dari kamar TN. Nanti ada omongan yang tidak mengenakan. Tetapi lagi-lagi TN tidak setuju dan tetap melakukan hal seperti itu,” tutur dia lagi.
Saat ditanya mengenai suami TN, dia mengatakan, bahwa TN dan suaminya SM (Kepala Sekolah) saat itu telah pisah ranjang. Sehingga suami TN tidak mengetahui jika korban sering tidur bersama terduga pelaku.
“Setelah 12 hari sering di kamar TN, saya bersikeras untuk tidak mau lagi, takut didengar SM. Saat itu saya masih berusia 15 tahun kelas 3 SMP mendekati mau wisuda. Lalu ibu ngajak ke hotel saja, dengan alasan selama ini kita hanya tidur peluk malam sampai pagi. Dan dia mau ngasih saya supaya puas tapi saya tidak mengiyakan karena takut,” kata dia lagi.
Tetapi dengan adanya penolakan itu, dirinya justru mendapatkan perlakukan secara fisik ataupun verbal. Bahwa dia adalah murid yang tidak taat dan suka berhianat yang tidak mendengar kata gurunya.
Karena tak tahan, korban kembali menuruti perlakuan TN. Bahkan jika tidak menuruti nafsunya korban kerap dianiaya oleh terduga pelaku.
“Karena tak tahan diperlakukan seperti itu saya kembali menurutinya. Kami sering berhubungan badan layaknya orang dewasa dalam seminggu sekitar tiga kali. Saya bahkan sempat menolak. Tapi kerap mendapakan perlakuan kekerasaan. Pernah dilemparkan gelas hingga kepala saya bocor dan di jahit,” terangnya.
Ditambahkan WD, peristiwa itu terjadi sampai dirinya lulus sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Setelah lulus dirinya pun menceritakan kejadian itu ke orang tuanya hingga melaporkan hal itu ke pihak Kepolisian.
“Saya juga sudah laporkan ke Polda Sultra. Karena sudah tak tahan lagi,” tutupnya.
Sementara itu, saat di konfimasi melalui pesan whatsapp pihak sekolah Kingdom Academy Kendari enggan berekomentar.
Editor: Redaksi
Discussion about this post